Dalam lamunan,
selalu terlintas wajahmu
Dalam ingatan,
selalu terpikirkan dirimu
Bosan aku dengan penat
dan pergi saja kau pekat
Aku....
Aku adalah debu yang kau hembuskan
Debu, yang terbang tiada arah
Ku ingin berlari,
Namun, derita selalu menghentikanku
Ku menanti,
Menunggu dan,
Bersabar
tapi hanya luka yang aku dapat
Biarlah air mata ini
akan menjadi Saksi
Kelak,
tajamnya pisau akan menyayati hatimu selamanya
Pages
“Dear Neptunus, aku mencintainya, di depannya aku mampu menjadi diriku sendiri, seperti airmu yang selalu membawa semua pesanku. Dia pun begitu, membuatku hanyut oleh sorot matanya. Membuatku lupa oleh kesedihan rasanya, sampai aku tak bisa katakan apa-apa padanya, bahkan untuk sekedar bilang rindu atau butuh.”
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Blog Subscription
Search this blog
Labels
Total Tayangan Halaman
Cari Blog Ini
Categories
- Favorit (1)
- LOGIKA DAN ALGORITMA (10)
- PECINTA PUISI (2)
- PEMOGRAMAN BERORIENTASI OBJEK (36)
- Sistem Pendukung Keputusan (SPK) (1)
0 komentar:
Posting Komentar